Dalam era tuntutan transparansi dan akuntabilitas, pelaporan keuangan daerah telah menjadi sorotan utama. Melalui informasi yang terperinci dan akurat mengenai aliran dana dan pengeluaran, pelaporan keuangan daerah tidak hanya menjadi kewajiban hukum, tetapi juga merupakan landasan untuk membangun kepercayaan publik dan mengawal integritas pemerintahan. Menyadari pentingnya pelaporan keuangan daerah tersebut Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana menggelar Kuliah Tamu dengan tema Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Digitalisasi Proses Audit.
Acara yang digelar di Auditorium Prof. Harun Zain, Kampus UMB Meruya, Jakara Barat, ini dilaksanakan oleh program studi Strata-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMB pada Senin (31/07), dan terbagi dalam dua sesi; pagi dan siang. Pada sesi pagi hadir sebagai pemberi materi Mugiya Wardhany, SE., M.Si (Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Kota Tangerang) dan Dimderatori oleh Dr. Lin Oktris dari FEB UMB. Sedangkan pada sesi siang hadi sebagai pembicara Dr. Padri Achyarsyah, Ak., MM dari Partner at KAP Heliantono dan Rekan (Parker Randall International), dan dimoderatori oleh Dr.Yudhi Herliansyah, Ak., M.Si., CA.
Menurut Dr. Muhyarsyah, SE, M.Si., Wakil Dekan FEB UMB, kuliah tamu ini adalah sebuah event akademik yang sangat bermanfaat, sebagai bagian dari sebuah proses yang disebut dengan transfer knowledge. “Tidak hanya dari internal melalui proses pengajaran yang dilakukan di kampus, kita pun harus mampu untuk menggali dan mencoba mendapatkan berbagai insight riset terbaru. Apalagi narasumber yang hadir pada kuliah tamu ini memiliki banyak pengalaman profesional di Kantor Akuntan Publik (KAP) sehingga dapat meluangkan waktunya untuk berbicara terkait digitalisasi proses audit, ” ujar Muhyarsyah.
Dalam paparannya tentang pelaporan keuangan pemerintah daerah, Mugiya Wardhany, SE., M.Si., mengungkapkan bahwa pelaporan keuangan daerah merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah terkait dengan pendapatan, belanja, dan posisi keuangan mereka.
Mugiya juga menekankan bahwa pelaporan keuangan daerah selalu dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan praktik yang ditetapkan, seperti yang dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
“Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan daerah dapat memuat informasi keuangan yang memiliki karakteristik dapat dipahami, relevan, keandalan, materialitas dan dapat diperbandingkan sehingga laporan keuangan yang dibuat dapat berguna bagi para stakeholder sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat oleh semua pihak yang berkepentingan di tingkat pemerintah daerah, ” kata Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Kota Tangerang ini.
Lebih lanjut Mugiya mengharapkan agar kuliah tamu ini dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pengelolaan keuangan daerah dengan fokus pada pemahaman perbedaan perlakuan akuntansi pada pelaporan keuangan pemerintah daerah. “Sehingga mahasiswa dapat lebih mendapatkan pemahaman perspektif yang berbeda dari praktisi keuangan pemerintah daerah tentang bagaimana selama ini dilakukan terkait pelaporan keuangan pemerintah daerah yang tepat sesuai dengan SAP, ” kata Mugiya.
Baca juga:
Panggil Namaku 'Siti'
|
Sementara itu Dr. Padri Achyarsyah, Ak., MM, dalam paparanya mengenai digitalisasi proses audit mengatakan profesi akuntan memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan. Meskipun mengalami banyak perubahan, profesi akuntan dinilai masih eksis hingga masa kini sehingga perlu menyesuaikan diri dengan meng-upgrade kualitas diri di era transformasi digital.
“Akuntan harus memiliki pengetahuan teknis, mindset yang positif, kemampuan adaptasi yang tinggi, dan utilisasi teknologi digital untuk membantu profesi akuntan meminimalisasi kesalahan dan mengurangi beban kerja, sehingga akuntan dapat mengambil tanggung jawab lebih besar pada sisi penasehat, ” kata Padri.
Padri juga menekankan bahwa adaptasi penggunaan teknologi digital pun menjadi urgensi profesi akuntan di masa depan. Untuk itu, Indonesia memerlukan bekal pengetahuan dan kemampuan yang cukup agar siap menghadapi era transformasi digital di bidang akuntansi, dimana selama ini dalam praktik auditing bahwa para auditor juga sudah menggunakan digitalisasi.
Padri mengaharapkan agar mahasiswa dapat memanfaatkan momen kuliah tamu ini untuk dapat menggali sejauh yang mampu diskusikan tentang digitalisasi proses audit, sehingga nantinya setelah kegiatan ini akan ada tambahan-tambahan insight riset baru yang didapatkan sesuai dengan kondisi yang disebut dengan digitalisasi proses audit.